PERNAH TERPURUK, PENGUSAHA BEBEK DI DESA KARANGBENDO KINI MAMPU BUKA LAPANGAN PEKERJAAN
Blitar, MHI – pandemi covid dampaknya memang sangat luar biasa dalam berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi.
Banyak pelaku usaha yang bangkrut dan sampai saat ini dampaknya masih bisa dirasakan. Seperti halnya yang terjadi pada Wahyuni, pengusaha bebek potong yang beralamatkan di Desa Karangbendo Kecamatan Ponggok tepatnya di Dusun Sumberjo.
Saat dikunjungi awak media, Wahyuni mencurahkan perjalanan usahanya sampai bisa kembali sukses seperti saat ini.
“Dulu saya mulai tahun 2008 sudah bisa sukses tapi waktu itu penyembelihan ayam broiler, akan tetapi tahun 2021 saya alami keterpurukan dan bangkrut bahkan sampai memiliki hutang sekitar 1,8 milyar, saya habis-habisan, bahkan untuk dimakan dan beli susu anak saja bingung waktu itu“.
“Alhamdulillah di tahun 2021 saya memulai usaha lagi tapi ganti menjadi bebek dan Alhamdulillah bisa kembali berjalan meski belum sebesar di tahun 2008, karena saya ini punya visi misi menciptakan lapangan pekerjaan dan membantu masyarakat yang kurang mampu saya bertekad dan berusaha agar usaha ini bisa semakin besar sehingga banyak menampung pekerja dan membantu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan mereka pula“, terangnya.
Wahyuni juga dengan usaha dagangnya Unggas Jaya Makmur juga menegaskan kalau kembali melakukan usaha bukan hanya dari nol tapi dari minus, mengingat setelah bangkrut sama sekali tidak memiliki harta yang bisa diandalkan, bahkan rumah hampir disita oleh bank.
Sampai saat ini, Unggas Jaya Makmur setiap hari sudah bisa mengirim ribuan bebek potong ke wilayah Surabaya dan Malang serta sudah bisa menampung banyak pekerja yang penghasilan dari masing-pekerja yang juga merupakan warga sekitar dengan penghasilan yang lumayan besar.
Selain itu, saat ini juga sudah dibangun usaha di lingkungan lain, meski masih manual tapi sudah bisa menampung pekerja dari kalangan masyarakat yang membutuhkan seperti para janda kurang mampu dan anak yatim maupun piatu.
Wahyuni juga menjelaskan jika produknya sudah mengantongi sertifikat halal serta sudah bisa melakukan pengelolaan limbah agar tidak mengganggu warga sekitar.
“Saat ini limbah sudah kami kelola, untuk usus dan cakar kami buatkan kolam sesuai arahan DLH dan untuk bulu setiap 2 hari sekali sudah ada yang mengambil, sudah lebih baik daripada dulu“.
Dari kisah Wahyuni diharapkan bisa memotivasi masyarakat agar tidak patah semangat untuk berusaha, tentunya diimbangi dengan niatan yang baik agar usaha yang dilakukan juga semakin sukses serta membawa keberkahan untuk semua pihak. (Tim)