Bali Terancam Over Crowded saat Nataru, Irjen Pol Andry Wibowo: Diperlukan Langkah Serius Satgas Operasi Lilin untuk Penanggulangan

BALI, MHI – Diperkirakan Bali Akan Terjadi Over Population, baik manusia dan kendaraan yang memiliki kerentanan kamseltibcar lantas, kepadatan lalu lintas, kejahatan konvensional dan transnasional, kebencanaan alam dan mekanis (transportasi laut, darat, dan udara, serta tempat-tempat kerumunan massa khususnya yang bersifat Indoor) termasuk kerentanan ketidaksiapan petugas, aksesibilitas ke trouble spot, termasuk perilaku koruptif dan pungli.

 

Demikian prediksi dari Focus Group Discussion (FGD) Monitoring Kesiapan Pengamanan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Provinsi Bali pada hari pertama di Ruang Rupatama Polda Bali yang dihadiri para unsur Forkopimda, Binda, tokoh masyarakat, PHRI, dan tokoh lintas agama.

 

Berdasarkan FGD tersebut diungkapkan, spoting tempat ibadah di Provinsi Bali Sebanyak 332 lokasi dan spoting tempat wisata sebanyak 94 lokasi. Terminal bus 13 unit, pelabuhan 11 Unit, dan bandara 1 Unit. Harga bahan pokok masyarakat sampai dengan saat ini juga masih terkendali.

 

Kekuatan pengamanan Natal yang pada tahun 2024 ini mengambil tema “Mari Kita Pergi ke Bethlehem” sendiri sebanyak 2.415 personel Polri dan gabungan.

Adapun arahan Staf Ahli Ideologi dan Konstitusi Irjen Pol Andry Wibowo selaku Sekretaris Saber Pungli Pusat adalah sebagai berikut:

 

1. Kehadiran tim monitoring pengamanan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Kemenkopolkam adalah dalam rangka menjalankan harapan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memastikan pelaksanaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 berjalan secara aman, tertib, dan kondusif termasuk kemampuan untuk mengantisipasi kerentanan di bidang keamanan, transportasi, dan kelangkaan BBM dan Bapokmas selama periode ini;

 

2. Atas dasar harapan tersebut , Menko Polkam Budi Gunawan mengeluarkan direktif kepada jajaran personel Polkam untuk melakukan monitoring ke lapangan secara aktif dalam memastikan stabilitas keamanan dan politik dapat terjaga selama periode Natal dan pergantian tahun;

 

3. Konsep Operasi Lilin 2024 hendaknya dapat ditindaklanjuti dengan keseriusan personel yang mengawaki untuk bekerja keras menjawab tantangan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dan tidak mentoleransi adanya penyimpangan dan penyalahgunaan momentum operasi yang dapat menjadi permasalahan bagi kredibilitas pemerintah apalagi dilakukan terhadap warga negara asing;

 

4. Setelah FGD dilakukan dalam skala umum, sepatunya seluruh unit kerja merencanakan tindakan taktis yang konkret dalam mengurai persoalan yang rentan timbul akibat terjadi penumpukan manusia dan kendaraan di Bali dan spot-spot wisata maupun ibadah;

 

5. Kolaborasi dan kesadaran penuh untuk melaksanakan tugas diharapkan akan mewujudkan situasi Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Provinsi Bali berjalan dengan baik dan dapat menjadi potret atau wajah baik pemerintah dan masyarakat Indonesia di mata dunia;

 

6. Monitoring dilanjutkan dengan sidak kesiapan pengamanan di gereja, transportasi publik, serta wisata.

 

Adapun hasil kesimpulan dari FGD tersebut adalah Provinsi Bali akan mengalami over crowd manusia dan kendaraan yang akan menjadi kerentanan dari sisi kenyamanan, keamanan, dan keselamatan yang memerlukan upaya serius satgas Operasi Lilin 2024 dalam melaksanakan tugas selama 13 hari kerja. (Daniel)