Perkuat Daya Saing Imdustri Tembakau Skala Kecil, Disperindag Kabupaten Blitar Gelar Pelatihan Khusus Pengelolaan SDM

Blitar,MHI– Dalam upaya memperkuat daya saing pelaku industri hasil tembakau skala kecil, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Blitar menggelar pelatihan khusus pengelolaan sumber daya manusia (SDM) keuangan dan pergudangan.

Kegiatan ini berlangsung di Hotel Green Mansion 2, Kecamatan Kanigoro, dan diikuti oleh puluhan pelaku usaha dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Blitar.

Program pelatihan ini merupakan bagian dari pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2025.

DBHCHT sendiri merupakan dana yang dialokasikan pemerintah pusat kepada daerah penghasil cukai dan pengguna hasil tembakau, yang tujuannya antara lain untuk pembinaan industri tembakau, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta penguatan ekonomi daerah.

Kepala Disperindag Kabupaten Blitar, Darmadi, dalam sambutannya menjelaskan bahwa peserta pelatihan kali ini mencapai 45 orang selama tiga hari.

Mereka mayoritas berasal dari usaha kecil menengah (UMKM) di sektor produksi rokok, dengan sebaran yang mencakup 22 kecamatan di Kabupaten Blitar.

Potensi industri hasil tembakau di Kabupaten Blitar masih sangat besar. Bahan bakunya melimpah, namun banyak pelaku usaha yang masih bergerak secara tradisional dan belum memahami manajemen keuangan maupun pengelolaan gudang secara profesional. Inilah yang coba kami benahi melalui pelatihan ini,” ujar Darmadi.

Ia menambahkan, para peserta diajak untuk memahami berbagai aspek penting dalam pengelolaan usaha tembakau, mulai dari pencatatan keuangan, pengelolaan stok bahan baku, penyimpanan hasil produksi, hingga tata kelola usaha yang akuntabel. Harapannya, mereka dapat naik kelas dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
<span;>Salah satu hal yang menarik dari kegiatan ini adalah keterlibatan narasumber dari kalangan industri besar. Disperindag menggandeng beberapa praktisi senior dari perusahaan rokok ternama, untuk berbagi pengalaman dan kiat sukses dalam mengelola bisnis tembakau secara modern.

“Kolaborasi ini penting, agar para pelaku usaha kecil bisa melihat langsung bagaimana praktik manajemen profesional diterapkan oleh perusahaan skala besar. Kami berharap mereka dapat meniru prinsip-prinsip dasar yang relevan untuk diterapkan di usaha mereka,” jelas Darmadi.

Selain materi teoritis, peserta juga diajak mengikuti simulasi pengelolaan pembukuan usaha, perhitungan modal kerja, serta sistem pencatatan stok berbasis digital sederhana.

Disperindag bahkan membuka pendaftaran secara online agar lebih banyak pelaku usaha yang bisa mengikuti pelatihan di masa mendatang.

Menurut Darmadi, pelatihan pengelolaan SDM keuangan ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi daerah, khususnya sektor usaha hasil tembakau.
Sektor ini merupakan salah satu penggerak ekonomi lokal yang melibatkan banyak tenaga kerja. Dengan penguatan manajemen, kita ingin UMKM rokok di Blitar menjadi lebih tangguh dan berkelanjutan,” katanya.

Untuk mendukung suksesnya program ini, Disperindag Kabupaten Blitar mengalokasikan anggaran sebesar Rp 800 juta dari dana DBHCHT 2025.

Salah satu peserta pelatihan, mengaku sangat antusias mengikuti pelatihan ini. “Selama ini kami hanya mencatat pengeluaran dan pemasukan seadanya. Dengan pelatihan ini, kami jadi tahu bagaimana cara membuat laporan keuangan yang lebih rapi dan bisa dipakai untuk mengajukan kredit atau investor,” ungkapnya.

Kegiatan pelatihan SDM keuangan dan gudang pada industri hasil tembakau ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Sejumlah pengamat ekonomi daerah menilai langkah Disperindag Kabupaten Blitar sudah tepat, karena mengarah pada pembinaan jangka panjang, bukan sekadar bantuan modal sesaat.

Kalau UMKM tembakau dibina pengelolaan keuangannya dengan baik, maka akan lahir usaha yang lebih sehat secara finansial. Ini kunci untuk membuka akses pembiayaan perbankan maupun peluang ekspor di masa depan,” ujar salah satu pengamat ekonomi lokal.

Diharapkan, program serupa bisa berlanjut pada tahun-tahun berikutnya dengan cakupan peserta yang lebih luas. Dengan pembinaan berkelanjutan, industri hasil tembakau Kabupaten Blitar berpotensi menjadi pilar ekonomi lokal yang kokoh sekaligus menyumbang penerimaan negara melalui cukai. (Adv/dbhcht)