Polemik Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Jembatan, Wabup Blitar Datangi Langsung BNPB ”Yang Nakal Dinas Saya”
Blitar, MHI– Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso mendatangi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pasca hebohnya berita carut marut lelang proyek jembatan senilai Rp 12,608 miliar.
Ia menegaskan tidak ada yang salah dalam proses pencairan dana hibah Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) jembatan dari BNPB tersebut.
“Dana yang kita dapat dari BNPB sesuai prosedural. Saya beberapa kali datang ke BNPB dengan dinas-dinas terkait untuk koordinasi terkait permohonan anggaran perbaikan insfrakstruktur yang rusak akibat bencana. Hingga akhirnya disetujui beberapa kali. Pertama tentang rehab rekon rumah warga yang rusak akibat bencana, jumlahnya kurang lebih Rp 20 miliar, tepatnya Kepala Dinas BPBD Pak Ivong yang tahu. Saya juga tidak pernah mengintervensi seluruh kepala dinas, “ ujarnya.
Hebohnya berita proyek jembatan muncul berawal dari wawancara yang dilakukan salah satu media pada Jumat siang, 11 Agustus 2023. Saat itu, ada dua pertanyaan yang diajukan. Yaitu terkait hasil sidak DPRD di RSUD Ngudi Waluyo dan minimnya serapan anggaran Pemkab Blitar.
“Hasil sidak, kata wartawan tersebut, bangunan di Rumah Sakit Ngudi Waluyo harus dibongkar karena tidak sesuai dengan spek dan kualitasnya, ini bukan pertama kali di Rumah Sakit Ngudi Waluyo. Karena Saya tidak paham sehingga minta waktu dan menghubungi dr Cristine (Kepala Dinas Kesehatan) dan dijawab kewenangannya di bagian lelang. Dibagian lelang Pak Iwan itu ya buk, dokter Chiristime mengiyakan. Maka saya jawab kepada wartawan tersebut, jika sampai lebaran kuda, pembangunan di Blitar tidak akan beres jika Kepala BLPnya tidak diganti, ” cerita Wabup Rahmat.
“Kemudian pertanyaan berkembang lagi, kenapa begitu pak? Saya jawab tidak hanya rumah sakit, proyek jembatan yang dananya dari pusat telah cair bulan Desembar 2022 sampai sekarang belum dikerjakan, karena diduga lelangnya tidak beres, “ bebernya.
Kemudian sekitar bulan Juni 2023, BNPB memberitahu jika akan melakukan kunjungan ke Kabupaten Blitar terkait progres pembangunan jembatan.
“Lha jembatannya saja belum jadi kok. Ketika itu saya tanya langsung ke Kepala Dinas BPBD Kabupaten Blitar, dijawab sudah bukan kewenangan saya pak, tapi sudah di bagian lelang. Dari dua kejadian itu, maka saya simpulkan bagian lelang tidak baik-baik saja. Sekali lagi BNPB sudah prosedural dan yang nakal anak buah saya. Bukan hanya itu, banyak lagi laporan-laporan yang mengeluhkan buruknya proses lelang proyek, ” tandasnya.
Lantaran jembatan belum juga dibangun, Wabup Rahmat hampir bisa memastikan jika pengerjaannya tidak akan sesuai karena harus selesai pada Desember 2023.
“Mana bisa jembatan selesai dalam waktu empat bulan dam hasilnya bagus sesuai keinginan masyarakat. Kecuali, pembangunan candi Prambanan yang kontraktornya Bandung Bondowoso, bisa membangun seribu candi dalam semalam, itupun masih kurang satu candi, ” ujarnya tertawa.
Dari penelusuran media di situs lelang LPSE Kabupaten Blitar, diketaui proyek rehabilitasi Jembatan Dawuhan, Kecamatan Kademangan pemenangnya adalah CV Anindhika Pratama yang beralamat di Kota Banda Aceh. (Red)