ISLAH BAHRAWI : PELAJARI AGAMA SECARA KOMPREHENSIF

JATINAGOR, MHI- Islah Bahrawi menjadi narasumber dalam  upaya pencegahan masuknya paham radikalisme di lingkungan lembaga, Institut Pemerintahan Dalam Negeri pada acara  stadium general terkait radikalisme bagi praja dan civitas akademika IPDN.

Dalam acara tersebut Islah Bahrawi selaku Tenaga Ahli Pencegahan Radikalisme, Ekstremisme  mengatakan Ketika kemarin Densus 88 melakukan penangkapan di Poso sebanyak 22 orang secara serentak disemua wilayah sekitar poso ada Una-una, ampana dan juga kota poso ada salah satu anak muda yang saya interogasi umurnya belum genap 17 tahun.

Dia ditangkap karena ingin melakukan aksi terror , melakukan latihan militer untuk naik ke gunung biru menggantikan kelompoknya ahli kalora yang sudah dihabisi. Dari hasil interogasi dia merupakan siswa SMA 1 Poso akademis bagus, punya kecerdasan lalu dia keluar dari sekolah itu karena dia mendapatkan pemahaman bahwa sekolah ini dibangun oleh negara tokun dengan biaya-biaya dari uang riba. Ini semua adalah negara riba karena ada keling dan perbankan coba bayangin.

Kasus kedua seorang mahasiswi Gunadarma karena dia meyakini karena bank adalah riba lalu semua ini menjadi riba mulai dari jalan aspal yang melibatkan bank, gaji pegawai negeri yang melibatkan bank sehingga menurut dia KTP pun adalah haram . dia mengalami keterjepitan sosial lalu nyerbu airsoft gun dia bunuh diri disitu minta ditembak namanya zakiyah aini tahun 2020 . Temuan – temuan seperti ini saya mengambil kesimpulan bahwa paham-paham seperti ini  pada akhirnya memberikan dua pilihan antara kita menjadi orang munafik atau menjadi manusia yang sempit. Dengan hal itu agama perlu dipelajari secara komprehensif.