Pandangan Letkol CPM (Purn) E. Agustian, S.H., M.H. Internalisasi Nilai Pancasila, Nilai Anti Pungli, dan Sinergi Asta Cita dalam Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Jakarta, 1 Oktober 2025 – Dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, saya, Letkol CPM (Purn) E. Agustian, S.H., M.H., sebagai Dewan Pembina Masyarakat Anti Pungli Indonesia (MAPI), ingin menyampaikan pandangan pribadi tentang pentingnya menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila sekaligus memperkuat komitmen terhadap nilai anti pungutan liar (pungli) di seluruh sendi kehidupan bangsa.

Bagi saya, Pancasila bukan hanya dasar negara, melainkan pedoman moral, etika, dan spiritual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menghidupkan Pancasila berarti menghidupkan kejujuran, gotong royong, dan keadilan sosial. Momentum Hari Kesaktian Pancasila harus menjadi refleksi kita bersama: bagaimana menjaga keutuhan bangsa dari ancaman, termasuk praktik pungli yang menggerogoti tatanan sosial dan melemahkan kepercayaan rakyat terhadap negara.

Saya meyakini bahwa pemberantasan pungli adalah implementasi nyata dari sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sekecil apa pun pungli, ia tetap melukai rasa keadilan dan bertentangan dengan semangat kebangsaan.

Sebagai Dewan Pembina MAPI, saya berkomitmen untuk terus mendorong penguatan tata kelola yang bersih, transparan, dan berintegritas. Inilah salah satu bentuk nyata pengamalan Pancasila di era sekarang.

Saya juga melihat bahwa nilai Pancasila dan gerakan anti pungli dapat dikuatkan melalui pemahaman “6 Dunia Makna”, yakni enam dimensi kesejahteraan yang disusun Wellness Alliance berdasarkan model Dr. Bill Hettler. Yaitu :
1. Emosional – menjaga keseimbangan hati, menumbuhkan empati, dan menolak sikap koruptif.
2. Fisik – membiasakan pola hidup sehat agar bangsa ini kuat dan produktif.
3. Intelektual – mengasah pengetahuan hukum, menumbuhkan kesadaran anti pungli, dan menanamkan nilai Pancasila pada generasi muda.
4. Okupasi (Pekerjaan) – bekerja dengan etos tinggi, profesional, dan jujur untuk pelayanan publik yang bersih.
5. Spiritual – memperkuat iman, takwa, serta moralitas agar tidak mudah tergoda penyalahgunaan kewenangan.
6. Sosial – meneguhkan semangat gotong royong, solidaritas, dan kepedulian.

Jika keenam dimensi ini dijalankan berdasarkan Pancasila, bangsa kita akan lebih sejahtera lahir batin, bebas dari pungli, korupsi, dan ketidakadilan.

Saya memandang bahwa nilai-nilai tersebut juga sejalan dengan Program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Delapan prioritas pembangunan nasional yang beliau usung—mulai dari penguatan karakter bangsa melalui pendidikan Pancasila, tata kelola pemerintahan yang bersih, penciptaan lapangan kerja, hingga ketahanan nasional berbasis persatuan—sangat relevan dengan misi MAPI.

Gerakan anti pungli dapat menjadi salah satu kontribusi nyata kita dalam mendukung keberhasilan Asta Cita, sehingga cita-cita Indonesia yang adil, sejahtera, dan bermartabat dapat tercapai.

Sebagai bagian dari refleksi kebangsaan, saya juga ingin menyampaikan selamat memperingati Hari Kebangkitan Pancasila. Pancasila adalah sumber kekuatan dan persatuan kita. Dengan menegakkan nilai-nilai luhur Pancasila, bangsa Indonesia akan senantiasa tangguh menghadapi setiap tantangan zaman.

Melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 ini, saya menegaskan tekad pribadi sekaligus ajakan kolektif untuk terus menginternalisasikan Pancasila, menegakkan nilai anti pungli, dan mendukung Asta Cita. Semua ini adalah pondasi penting untuk menjaga kesaktian sekaligus kebangkitan Pancasila demi mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.