Tolak Adanya Tambang Pasir, Paguyupan Warga Bacem Geruduk Kantor Desa

Blitar, MHI– Dalam rangka menolak adanya tambang pasir yang berdampak pada lingkungan warga dusun Bacem Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar  yang tergabung dalam satu paguyupan menggeruduk kantor desa untuk menyampaikan penolakan aktivitas pertambangan pada Sabtu, (13/07/24).

Dalam pertemuan yang turut dihadiri oleh Pemerintah Desa dan  Camat Ponggok serta Tokoh Masyarakat. Warga yang hadir di Kantor Desa tegas menolak adanya aktivitas pertambangan.


AD salah satu warga yang hadir menjelaskan bahwa belajar dari adanya tambang sebelumnya sudah menyebabkan debit air menurun.
Situ dulunya pernah di tambang  dan akibatnya debit air yang berada di tanah pertanian kami menurun drastis. Atas dasar pengalaman itu kita berkomitmen jika ada penambahan tambang lagi kami yakin akan lebih parah lagi. Maunya kami itu ditutup tidak boleh ada pertambangan disitu semua disini datang karena mereka terimbas adanya pertambangan. Sebagai orang kecil  kami harapkan pemerintah desa  menengahi hal seperti ini kita kan juga ingin hidup damai sejahtera juga“terangnya.


Hal serupa juga diungkapkan YD bahwa kehadiran warga di kantor desa untuk tegas menolak adanya tambang yang banyak memberikan dampak negatif. “intinya kita menolak tambang yang berdampak lebih banyak ke negatif dari pada positifnya salah satunya debit air berkurang sedangkan mayoritas penduduk bacem sebagai petani “.


Saat dikonfirmasi Agus menjelaskan ” bukan penolakan tapi untuk mengamankan sumber air yang ada diluar tangggung jauh sebenarnya nanti kita akan teruskan mereka mereka itu untuk bertemu 2 atau 3 hari kedepan”.

Sementara itu, Camat ponggok Dani Nusafa Kamil menjelaskan bahwa  ” Pada masyarakat bacem  ini ada yang pro ada yang kontra sementara ini aktivitas pertambangan jangan berjalan dulu sambil kita akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Blitar atau mungkin unsur kepolisian. Beberapa perijinan sudah ada namun untuk ditingkat mananya kelengkapan perijinan kami belum tau”.

Kemudian, Slamet sebagai Kepala desa menjelaskan bahwa pertemuan tersebut untuk mencari solusi terbaik agar semua mendapatkan manfaat.
Tambang ini saat ini tidak operasi. Nanti jika ada yang tidak diundang jangan ada yang berfikir macam-macam jadi semua dicari solusi untuk saat ini memang ditutup. Hal seperti ini memang perlu musyawarah saya menyuruh jenengan datang untuk mendengarkan dan meminta kesabarannya   agar tidak menguntungkan salah satu pihak. (Red)